Tuesday, March 8

Welcome to 30

Ya---Haa!

Thanks for heading to this page after clicking that link *gotcha!*

Well...okey, setelah akhirnya kembali menulis karena sekian lama males.
-well, not really, I wrote about kloset before (informatif gellaaa)-
-and yeah, habis ini juga bakalan males lagi-

Kembali ke niatan saya menulis hari ini tak lain dan tak bukan karena excited aja pengen berbagi cerita soal keresahan, kegundahan, atau apalah itu....yup, it's all about TIGA PULUH.

Ada apa dengan angka 30?
Kalender? Bukan!
Setelah 29? Yup! But not that!
Sebelum 31? errrr..Yup! But not that!
Di antara 29 dan 31? *kemudian ada yang kena tusuk*

Berhubung saya malas main tebak-tebakan, saya jawab sendiri aja.
Bulan Februari kemarin saya genap berusia 30 tahun!




TUAAAAA! TUAAAA!!!!!!!!

*exhale*
*inhale*
*exhale*
*inhale*

Yup, I'm no longer a cool kid. I'm just simply a man. U yeaahhh.

Nah, menginjak usia 30 ini menurut kabar angin adalah usia yang seharusnya sudah mulai waspada. Mulai bisa settle dan mulai bisa mengontrol semua aliran keluar-masuk segala hal baik itu di tubuh maupun kantong. Intinya, AWAS MISKIN dan AWAS SAKIT-SAKITAN!

Untuk option kedua itu awalnya benar-benar hanya "angin lalu" buat saya sampai kejadian ini.

*jreng*

Hari Kamis dini hari minggu lalu tampak seperti larut malam biasanya, selarut kenangan bersama mantan yang entah sampai kapan bisa musnah.

Tengah malam itu harus bangun dan meluncur ke bandara untuk melaksanakan lembur sebagai bagian dari tugas negara. Saya gak mau melewatkan kesempatan kalau alien menginvasi Bali. Wajib selfie dong! Apalah gunanya semua sosmed yang saya miliki itu kalo tidak dipake untuk hal seperti itu. Pa(th)mer, contohnya.

Beres lembur, sempat mampir nge-bubur dulu, dan pulang.

Sampe kosan jam 04:30 langsung tidur dengan tampan.

Sekitar jam setengah 6 tiba-tiba terbangun dengan perut mules luar biasa. Yup..itu jam setengah 6 pagi, soalnya ibu-ibu depan kosan udah mulai nyapu halaman, dan anjing si ibu udah melakukan rutinitas paginya, bentur-benturin pantatnya ke pagar kosan. Berisik!

Saat si anjing beradegan laknat itulah saya juga melakukan hal yang sama di kloset. Dan, yes, saya diare berat.

Tapi setelahnya semua terasa biasa saja.

Balik ke kasur pengen tidur dikit lagi, dan terjadilah tragedi itu.
Badan mulai keringetan dan perut bergejolak, hanya dalam hitungan menit perut berasa ditusuk ribuan jarum dari dalam. Perih. Ngalahin perihnya liat teman nikung si gebetan, terus jadian, terus nikah, terus punya anak, dan hidup bahagia.

Caranya "si kampret" dalam perut itu nyakitin juga cukup elegan tapi bikin tak berdaya. Dibikin tenang dulu sekitar 10 detik, terus ditusuk lagi 15 detik. Saya hitung, sodara-sodara!
Dan tiap kontraksi (((KONTRAKSI))) itu datang  memaksa saya mengeraskan badan dan nafas tertahan saking perihnya. And it happened over, and over, and over again. Saya sampai mikir apa akan bersalin pagi itu juga. Saya periksa "si Dude" di bawah,..okey, he's still there, I'm still a man.

Kejadian itu terus berlanjut sampe jam setengah 8, dengan total 5x keluar masuk toilet. Si Janu yang ngeliat juga jadinya harus menahan jam berangkat ngantor untuk standby kalo saya harus ke diangkut ke Rumah Sakit.

Jam 8 adalah puncak dari malapetaka. Keringat dingin makin membasahi badan dan saya sudah gak bisa lagi bergerak dari posisi tidur. Isi perut makin menggila. Jarumnya makin tajam, makin banyak, makin emosian. Mungkin lagi PMS.

Saat akhirnya saya memaksakan diri untuk berdiri, Kepala tiba-tiba berat dan badan seperti dijalari serangga-serangga ghoib (apasih...). Yang ada kaki jadi lemas dan diakhiri dengan berlutut romantis di tepi tempat tidur. Mata tertutup, Keringetan, Gemeteran.

------
Si Janu tiba-tiba nyeletuk di samping, "Yes, I do!"

Bukan ngelamar, cyinnnnn....!
*kemudian si Janu manyun*  

Belum ya, sayang...belum...cup...cup...cup :3
------

Di posisi berlutut itulah ada kejadian yang teramat jarang saya lakukan selama ini. Kalau dimasukin dalam sebuah kalimat bunyinya seperti ini, "Ya Tuhan, tolong saya, saya tidak tahu apa yang terjadi saat ini di dalam tubuh saya. Hanya pada-Mu kuserahkan semuanya, Kau lah dokter di atas segala dokter yang mampu menyembuhkan apapun yang ada di dalam tubuh saya ini. Tolong, Tuhan. Amin"

------
Kemudian sayup-sayup suara Tuhan menyahut, "DARIMANE AJE LU, TONG!? Kok baru nongol?"

Maafkan aku, Tuhan.......!
------

Ya, saya berdoa, sodara-sodara. At least bikin perasaan lebih tenang walaupun mata masih berkunang-kunang dan rasa sakit masih mendera *tsahhhh*

Dibantu Janu, saya didudukkan di kursi depan kamar. Butuh waktu sekitar 5 menit sampai pandangan  berangsur-angsur normal. Di situ saya sadar, rasa sakit bukan lagi hanya di perut, tapi naik juga ke kepala.

Hospital is a must!

Berhubung mustahil kalau saya harus kendarain motor, dan opsi untuk membiarkan Janu yang jadi juru mudinya lebih fatal, maka kami telpon taxi.

Tak beberapa lama taxi datang, langsung meluncur ke RS terdekat.

Singkatnya, setelah diagnosa dokter, saya kena disentri cukup parah dan disertai demam tinggi.

Damn! mau mencret-mencret dan demam kok bisa sampe se-horor itu sih "opening" nya?!

Anyway, kembali ke topik utama. Setelah penyiksaan kemarin, saya mulai menghubung-hubungkan kasus itu dengan usia ke-30 ini.
Berlebihan? well, I don't think so. Banyak artikel-artikel yang pernah saya baca tentang DO dan DON'T di usia 30, lebih khusus dalam hal kesehatan.

Pernah juga ngobrol dengan teman soal bagaimana waktu dia pertama kali menginjak usia 30-an. Kata dia emang kewaspadaan perlu ditingkatkan. Penyakit-penyakit "kecil" yang dulu jarang mampir waktu masih umur 20-an sekarang udah hobi nempel-nempel. Apalagi kita makin sibuk dengan kerjaan, lupa olahraga, makan gak terkontrol, makin merajalela lah mereka.

Well, sepertinya udah dapat pembelajaran baru kemarin, mulai hari ini kesehatan dijaga lebih baik lagi. Harus tetap sehat biar bisa fokus ke hal yang lain.
Yup, menurut saya umur 30-an harusnya lebih difokuskan untuk memperbaiki dan me-maintain karir. Dan yang utama-buat-gue-yang-hina-ini-adalah-MENIKAH!
Demi Tuhan saya tidak mau mati dulu sebelum nikah. *curhat*

Mari dengan senyum penuh ketampanan kita ucapkan,

WELCOME, THIRTY!

Mari hidup sehat!

3 comments:

Unknown said...

😂😂😂.. .ga kerasaaa gw jg udh 30thn.. .yg dikejar blm kesampeann tp yg ptg sll berusaha Dan ga putus asa ajjah Mas bro.. Miss u somad, Love this blog..

ulikaka

Unknown said...

Ahahhahaha.. sumpah ini horor nan kocak blog-nya. Dramatis abis. Bisa ngebayangin bgmn paniknya Janu pas liat adegan kmu bolak balik toilet.

Anyway, Welcome 30!.selain menikah, aq tergelitik dg notes-mu 'AWAS MISKIN & AWAS SAKIT2AN'. So, have you prepared for your protection?. Maksudnya proteksi jiwa, proteksi income, masa depan dan pula keluarga yg akan dbina soon??

Hihihi.. spt-nya aq punya kesempatan utk tawarin kmu proteksi.

Please feel free to contact me. Hahahah.. (tetep jualan..!!!!)

~Fitri~

Unknown said...

Ahahhahaha.. sumpah ini horor nan kocak blog-nya. Dramatis abis. Bisa ngebayangin bgmn paniknya Janu pas liat adegan kmu bolak balik toilet.

Anyway, Welcome 30!.selain menikah, aq tergelitik dg notes-mu 'AWAS MISKIN & AWAS SAKIT2AN'. So, have you prepared for your protection?. Maksudnya proteksi jiwa, proteksi income, masa depan dan pula keluarga yg akan dbina soon??

Hihihi.. spt-nya aq punya kesempatan utk tawarin kmu proteksi.

Please feel free to contact me. Hahahah.. (tetep jualan..!!!!)

~Fitri~