Aseeeekkkk....!
17 Agustus dateng lagi...ncang, ncing, nyak, babe...nyok kite nonton ondel-ondel *PLAK..! - salah acara*
Tanggal 17 Agustus ini, seperti yang sudah saya posting sebelumnya di CWIDER < @ferialism > dan FEISBUK < ferial.ransun@gmail.com >, saya merasa lebih baik menyebutnya bukan sebagai hari kemerdekaan Indonesia, agak gimana gimanaaaa gitu...
Yang lebih pas sepertinya adalah " Hari Peringatan Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno - Hatta di halaman rumah Pak Soekarno di Pegangsaan Timur" Emang panjang, terus kenapa? ada masalah...hahh??!! *terbawa emosi dan semangat patriotisme*
Yup...seperti itulah kira-kira. Lantas, mengapakah saya menyebutnya demikian, saudara-saudara?? ------HENING------------
Ok, saya jawab sendiri aja. Jadi menurut saya setelah tanggal 17 Agustus 1945 yang katanya hari kemerdekaan Indonesia itu, nyatanya negara kita pada waktu itu masih jadi bulan2an penjajah kok. Dalam rentang 15-20 tahun buyut-buyutnya Sneijder, Van Nistelrooy, dan Edwin Van Der Sar itu masih juga rese' dan dengan sangat tidak iklas membiarkan Indonesia merdeka. Buktinya Agresi Militer Belanda terjadi, gak cukup sampe disitu, eh malah dibikinin sekuelnya pula, Agresi Militer Belanda II, dipikirnya ala2 pilem perang kali ya, mereka jadi pahlawannya, terus orang lokal Indonesia yang jadi pemberontaknya. Gatverdomed!
Pada akhirnya emang tamat juga tuh pilem mereka, dan beberapa tahun kemudian Indonesia benar2 terlepas dari cengkraman bangsa asing. Soekarno-Hatta naik jadi pemimpin dan pelan pelan Indonesia mentahbiskan diri jadi negara yang bebas *bukan merdeka - versi saya*
Dan hari ini, tepat 66 tahun setelah hari bersejarah di halaman rumah Pak Soekarno itu, apa yang kita rasakan??.
Kalo bertanya ke anak-anak pasti mereka akan menjawab dengan girang, "senang donkkkk!", ya iyalah, soalnya tiap tanggal 17 Agustus itu buat mereka adalah hari untuk bersenang-senang, menunjukkan skill dan keterampilan mereka, berburu hadiah, lewat permainan dan lomba2 di kampung masih-masing.
Nah kalo kita yang sudah dewasa ini ditanya, apa jawab kita? Secara kasat mata kita memang sepatutnya bersyukur karena sekarang kita gak perlu lagi ngangkat senjata untuk perang, karena emang sudah ga ada penjajah di negara kita. Tapi apa benar kita sudah merdeka sepenuhnya? Ini sepertinya pertanyaan yang harus kita jawab dalam diri masing-masing.
So, pada akhirnya, mengutip kata-kata yang pernah dikatakan sama guru pelajaran sejarah saya, "Sekarang kita tidak ditugaskan untuk merebut dan memperjuangkan kemerdekaan lagi, tapi kita bertugas MENGISI KEMERDEKAAN".
Nah, terserah kita bagaimana mengisinya, dengan hal yang baik pastinya, karena bukan tidak mungkin jika kita salah mengisi dengan hal yang tidak berguna, kita bisa kembali lagi ke zaman Merebut dan Memperjuangkan Kemerdekaan. Mau...?? saya kagak, lha sampe umur sekarang ini aja saya belum pernah nyentuh yang namanya bedil, senapan perang, dan sejenisnya, gimana mau perang tuh?
DIRGAHAYU INDONESIAKU KE-66...!!