Istilah "comfort zone" memang benar adanya. Dalam hal apapun itu. Khususnya dalam lingkup pekerjaan. Kadang kita berada pada situasi di mana sudah merasa "cukup" . Gaji pas, suasana kantor menyenangkan, kerjaan juga lancar, mau apa lagi?
Tanpa bermaksud merendahkan pekerjaan yang sudah dimiliki, kita sering tidak menyadari bahwa ada peluang untuk mendapatkan yang lebih baik. Siapa yang tidak mau menjadi lebih baik? Karir lebih baik, keuangan lebih baik, kehidupan lebih baik. Tapi pandangan kita ke arah yang lebih baik itu tanpa disadari terhalang dengan kenikmatan yang sudah dirasakan sekarang, atau bahkan kita memang sengaja membutakan mata kita untuk itu.
Ok lah, di beberapa kasus memang rejeki setiap pribadi udah mentok aja disitu, dan saat dia sudah merasa cukup, ya wajar aja dia tidak merasa perlu untuk melirik yang lain. Tapi lain halnya disaat kita sebenarnya masih bisa berkesempatan untuk mendapat lebih dan kita justru memutuskan untuk tidak melangkah.
Saya bersyukur akhirnya bisa sekali lagi mendorong diri untuk melakukan lebih. Setidaknya itu pikiran saya sekarang ini, walaupun apa yang dihadapin di depan nanti masih tanda tanya, tapi yang terpenting saya berani mencoba.
Satu lagi contoh kecil, kadang orang merasa sudah betah di "comfort zone" dengan statusnya sebagai mahluk single alias jomblo. Hanya ada 2 kemungkinan,
1. Dia merasa lebih bebas, setidaknya untuk sementara waktu, atau mungkin jangka panjang, untuk lebih mengekspresikan diri seorang diri tanpa harus terikat dan terpengaruh dengan pribadi orang lain.
2. Memang gak laku-laku
Untuk poin kedua ini, selain kedengarannya "sadis" bagi kaum "Tuna Cinta" tersebut, tidak adil juga harus men-judge mereka tidak laku. Bukankah jodoh itu sudah ada yang atur? Mungkin saja dia sudah dipersiapkan jodohnya oleh Tuhan, tapi tidak sekarang. Mungkin di kehidupan berikutnya! (halllaahhhh!)
Dan poin pertama itu memang bisa diterima, tapi tetap kembali ke kodrat manusia sebagai mahluk sosial, yang juga butuh mencintai dan dicintai. Suatu saat harus berani keluar dari "zona nyaman" sebagai manusia jomblo untuk mencari pasangan dari kepingan hatinya itu (syahduuuu). Nah, yang tidak bisa diterima itu mereka yang memang mendedikasikan hidupnya untuk segala hal selain cinta. Pada akhirnya bisa diliatlah bagaimana kepribadian mereka ke depan,sebagai perjaka (mungkin) tua atau perawan (mungkin) tua. Di mata kawula muda mereka tak ubahnya sosok berdarah dingin (no offense). **hahahaha, iya emang???*
Bisa keliatan khan gimana pentingnya untuk keluar dari "zona nyaman" itu? Yup....sebenarnya kunci utama itu hanya satu. Keberanian untuk melangkah...!
Sekarang bukan jamannya MOVE ON lagi. Sekarang waktunya FLAME ON! Penuh semangat, berapi-api,menggebu-gebu untuk menjadi pribadi yang lebih mantab!
MERDEKA!