Friday, November 23

O Yeahhh....Virginity!

Baru tau dari berita kalo sekarang sudah ada dijual selaput dara palsu!

Heran ya jaman sekarang sampe urusan dalem2an kayak gitu aja udah ada barang KW-nya. Sebegitu getolnya kah orang-orang sekarang ngejar cewe perawan?

Di Indonesia sendiri sejak dulu, bahkan sebenarnya sampe sekarang, keperawanan itu masih dianggap sebagai sesuatu yang sangat berharga untuk dipertahankan, dan hanya diberikan kepada orang yang dianggap tepat suatu hari nanti.

Emang kayak gitu ya?? Untuk orang tua sich iya,mungkin, dan emang bagus kok.....tapi untuk anak muda sekarang? I don't think so. Tidak semuanya sich, tapi saya yakin banyak anak muda yang berkata betapa pentingnya keperawanan itu melalui bahasa verbal, tapi saat mereka dihadapkan pada momen "pertaruhan" untuk bertahan ato melepasnya, saya yakin mereka KO juga kok.

Well yeahh...mungkin sudah saatnya sekarang kita dengan ikhlas mengalami pergeseran moral (pergeseran moral - kata orang tua), dengan tidak lagi overrated terhadap keperawanan.

Iya, pergeseran moral itu kata orang tua, moral yang seperti apa sih sebenarnya? does it means cewe yang tidak perawan (belum nikah) itu sudah benar2 orang yang tidak bermoral dan tak berakhlak baik gitu?? hanya karena gak perawan gitu??, dan cewe yang masih perawan adalah cewe yang suci gitu??

Are we trying to "playing God" here???

Hanya karena dari satu sudut pandang saja seseorang dianggap sudah cacat moral?

Okeyy...kita hidup di Indonesia yang sejak dulu udah memegang teguh adat ini. Tapi saya tidak mau mengomentari hal ini karena pasti tidak akan berujung, dan balik-baliknya ya tetap tidak bisa juga. Malah nanti saya yang diusir dari Indonesia -_____-"

Buat saya, seseorang itu punya masa lalu, pernah khilaf, ato apalah, sampe keperawanannya ilang. Tapi orang yang sekelam apapun masa lalunya juga punya masa depan donk. Kalau dia pada akhirnya hidup positif dan menjadi cewe berkepribadian yang baik - walaupun gak perawan - lantas kenapa kita harus men-judge yang tidak-tidak? Kasi aja aja sama Tuhan yang ngurusin itu, karena memang DIA lah satu-satunya yang paling ahli dan punya kuasa untuk itu.

Sedikit masukan.....

*) Buat cewe perawan; good for you, ladies...jaga itu, ato setidaknya perlakukan keperawananmu sesuai prinsipmu. It's all depend on you!

*) Buat cewe yang tak perawan; it's not the end of the world...not virgin doesn't mean you are cheap. Semua juga kembali lagi ke prinsip kok...so, kalo mungkin kamu pernah ngasi keperawananmu ke seseorang (mungkin karena cinta mati, atau kecelakaan, dsb), gak perlu harus buang duit banyak donk untuk beli yang KW. Just be yourself and stay positive.

*) Buat cowo yang ngejar2 perawan; boleh-boleh aja sich bro, siapa sich yang gak mau cewe perawan? tapi kayaknya sebelum itu lebih baik berkaca ajalah dulu. Kamu sendiri perjaka gak? ato setidaknya bertanggung jawab gak?


Artikel ini saya tulis bukan karena saya sok suci...hahahahahaha..kayaknya saya salah satu cowo paling tak suci deh di muka bumi :|

Saya cuma mau menunjukkan bagaimana orang itu bebas untuk berpikir dan beropini. Sebebas anda para cewe mengatur prinsip anda tentang keperawanan. Dan biar dunia juga tau kalo sudah saatnya keperawanan itu tidak lagi dianggap sebagai "anak emas" - walaupun memang masih tetap penting - tapi di atas itu, keperibadian dan sikap keseluruhan dari individu lah yang layak untuk dinilai.

Eitssss...gak berarti juga saya nulis ini saya pro sepenuhnya dengan unvirginity. Kalo emang masih ada yang masih perawan, ya ada baiknya memang tetap dijaga. Terlepas dari wejangan orang tua (nah khann...semua selalu dari orang tua), setiap orang selalu akan senang dan bangga memberi serta mendapat sesuatu yang berharga di saat yang tepat.

Nah...sekarang masih ngebet kah kita dengan keperawanan???


*) Artikel ini tidak untuk para cewek dengan kepribadian negatif yang so cheaply mengumbar keperawanannya dan bermain-main dengan itu. Beli sana selaput dara KW, lumayan tuhhh ada yang bisa dibanggakan ke sejenismu....boooooooooo!!! 
(eh ini kok jadi berapi-api gini yak nulisnya)


SEKIAN dan terima perawan ^^ #Ehhhhh

Saturday, November 10

Song Composing

Saya tertarik untuk menulis bagaimana saya pada akhirnya menyadari begitu suka menulis lagu, dan suka dukanya hidup dengan kesukaan ini.

(mudah-mudahan cerita ini dianggap penting dan bisa bikin orang bilang "WOW" sambil guling-guling di atas bara api)

Sedikit banyak mungkin kesukaan (atau mungkin sedikit talenta) saya dalam menulis dan mengarang lagu itu bawaan dari si emak. Ibu saya ini bisa dibilang cukup terkenal dalam ruang lingkup Kabupaten (iya sich cuma Kabupaten -__-). Sejak saya masih duduk di bangku SD saya sudah sering melihat dan kadang juga diajak beliau untuk melatih kelompok padauan suara, entah itu di Kabupaten, Kecamatan, sampai di gereja. Dan itu bertahan sampai sekarang.

Lama kelamaan sepertinya beliau mendapat permintaan yang lebih "wow" dengan diminta menciptakan lagu mars Kabupaten Maros (Kabupaten tempat kami tinggal). Mantaplah! Seingat saya waktu itu saya masih duduk di kelas 6 SD. Lagu itu dinyanyikan pertama kali di hari jadi Kabupaten Maros yang ke-sekian lah pokoknya. Semua kalangan dari anak sekolah sampe PNS nyanyiin. Termasuk sekolah saya.

Sekarang saya tidak tau lagi kalo lagunya masih dipake ato tidak.

Okeyy...bakat dari beliau itu kayaknya yang sedikit - iya cuma sedikit sichh - yang diturunkan ke saya. Dan itu pertama kalinya saya sadari waktu saya duduk di kelas 3 SMP.

Untuk anak-anak lain yang akhirnya menyadari bakat turunan dari orang tuanya itu mungkin didapat pada momen-momen elegan seperti waktu lagi kursus musik, atau lagi merenung di bawah pohon rindang ato pas hujan, atau kapan pun itu. Tapi saya, percaya atau tidak, mendapatkannya saat sedang asik2nya bergumul dengan closet di kamar mandi!

Iya, ternyata di sore hari itu, perut mules saya berhasil menuntun ke toilet di mana kelak akan jadi tonggak pertama kehidupan saya dengan Song Composing.

Saat lagi asiknya bergumul di closet itulah tiba-tiba ada sebaris nada-nada yang keluar di otak saya, dan saat itu liriknya juga keluar sendiri. Yang pasti temanya saat itu adalah tentang pesta, makanya pada akhirnya judul lagu pertama saya itu adalah "PARTY". Gak tau juga kenapa pada saat lagi boker-ing itu justru lagu yang keluar tentang pesta, bukan tentang kegalauan hati meratapi makanan enak yang saya lahap yang sore itu keluar lagi. Ahhh, sudahlah.....

Yang pasti saat itu juga lagunya saya sempurnakan dengan gitar, dan menuliskan lirik-lirik yang lebih panjang dan...jadi deh...

PARTY
In the shine of the lights
In the middle of the night
The wonderful show is begun together
All the teenagers are here, join the big party...

Party..party in our life, party in our heart
The world becomes happy with the party
Even the animals and all the flowers...sing together

Sunggung lirik yang terlihat sangat jelas alay nya....maklum bikinan anak SMP

Mulai dari situ, terlebih saat menginjak SMA, hobi saya untuk bikin lagu jadi begitu menggebu-gebu. Perasaan secuil apapun pasti pengen dijadiin lagu. Lagi naksir cewe bikin lagu, teringat cinta monyet waktu TK dibikinin lagu, bahkan tugas Bahasa Inggris yang disuruh bikin puisi pun saya malah bikinin lagu isinya.

Beberapa baris lirik dari puisi yang akhirnya jadi lagu isinya seperti ini.

In the dark of my life, there's only one light
In the foggy night I can see it
In the dark of my life, there's only one light
In the stormy days I can feel it
Only one light....one light

Luar biasa....!!

Sampe akhirnya beranjak kuliah, materi lagu yang dibikin pun lebih kompleks (tsahhhhh) dan membahas cinta dengan lebih dewasa (aseeehhhhh). Saya mencari bahan dengan mendatangi teman satu per satu dan nanyain keluh kesah mereka untuk dijadiin lagu. Saya bahkan bisa bikin satu lagu komplit hanya dengan mendengar beberapa baris kalimat.

Sampe akhirnya ada 1 lagu yang berhasil saya rekam untuk pertama kalinya di studio rekaman. Inspirasi lagunya,,,tidak perlulah dibahas. Saya sudah pernah sempat posting tentang lagu tersebut di link ini >> http://ferialnote.blogspot.com/2010/01/coming-closer.html

Semua lagu-lagu itu berhasil saya kumpulkan dalam satu file dan dijilid. Lumayan tebal. Menyesalnya sekarang udah gak tau lagi dimana file nya.

Dan sampe sekarang, walaupun sudah tidak se-intens yang dulu, saya masih suka dengan hobi song composing itu. Mimpinya sich nanti bisa bikin lagu-lagu yang bagus terus direkam dalam satu album terus bisa dikenal orang. Aminnnnn....

Friday, November 9

When Love and Religion Collide

Dan ternyata saya segera datang lagi...

Saya tiba-tiba tertarik mau nulis tentang masalah ini. PERBEDAAN!

Saya tidak ingat kalo pernah sedikit menulis tentang ini juga, tapi saya kembali tergelitik setelah sempat membaca blog seorang teman yang membahasnya.

Sudah pasti, lagi-lagi, pembahasannya tidak jauh dari yang namanya cinta. Cinta yang ditengah-tengah nya ada semacam "tembok tak terlihat" yang namanya perbedaan agama.

Jujur saja saat usia saya masih kecil, bahkan sampai beranjak ABG, segala sesuatu yang diatur dalam norma-norma agama itu sangat membuat saya bergidik ngeri kalo dilanggar.

Sampai pada akhirnya saya se-dewasa ini dan mulai terseret dalam arus kedewasaan, yup, saya menyebutnya sebagai "arus kedewasaan", yang namanya C.I.N.T.A *dibaca sambil nyanyiin lagunya D'Bagindas*

Salah satu problem terbesar dalam jatuh cinta itu adalah perbedaan agama. Wait, ini saya tiba-tiba serius membahas ini apa karena saya mengalaminya? Sudahlah biarkan Tuhan dan saya yang tau. Bukan itu yang inigin saya bahas di sini.

Kembali ke topik, dan to the point saja, saya selalu menganggap positif setiap hubungan percintaan yang dijalani walau dengan perbedaan agama. Dan saya selalu salut dengan mereka yang gigih mempertahankan itu di tengah-tengah doktrin yang melekat dalam masyarakat bahwa cinta beda agama itu tidak dibenarkan.

Saya selalu saja teringat dengan perkataan beberapa orang kepada saya:

" Hitam dan putih itu tidak akan pernah bersatu. Hitam hanya dengan hitam. Putih hanya dengan putih". Atau

" Dalam satu kapal tidak bisa ada dua nahkoda yang menjalankannya. Harus satu, untuk mencapai satu tujuan"

Dulu pertama kali diperdengarkan ke telinga saya, saya mengangguk setuju. Sekarang, tiap mengingatnya lagi, saya hanya bisa mengernyitkan dahi.

Saya tidak bisa menyalahkan agama untuk hal ini. Kita semua sejak lahir sudah hidup dengan beragama. Demikian pula saya, lahir di tengah-tengah keluarga yang sangat kuat agama-nya.

Tapi beginilah memang kenyataannya.

Di satu sisi, setiap orang saya yakin mengangguk setuju dengan statement bahwa TUHAN itu hanya satu, hanya saja setiap agama yang menyebutnya berbeda, dan beribadah kepada-Nya dengan cara yang berbeda pula.

Nah khan, Tuhan cuma satu.....Lantas, hanya karena yang satu beribadah dengan membaca Alkitab dan beribadah ke Gereja, sementara pasangannya melakukannya dengan shalat 5 waktu dan membaca Al-Quran sehingga mereka dilarang saling jatuh cinta?

Saya bukan mau berperan sebagai Tuhan dan sok tau bagaimana cara Tuhan berpikir dan bekerja, tapi siapa sih yang ciptakan kita? yang menggerakkan kita? yang membuat kita berpikir? yang menciptakan cinta? yang meminta kita menyebarkan cinta di muka bumi?

Jika cinta dibawa-bawa untuk menyatukan dua suku atau dua negara yang bertikai, kenapa cinta masih begitu sulit dipakai untuk menyatukan 2 agama? 

Jika pada akhirnya pasangan itu akan hidup berkeluarga dengan agamanya masing, atau salah satunya mengikuti agama pasangannya, buat saya hanyalah hasil akhir dari semuanya. Murni dari keputusan mereka, urusan mereka dengan Tuhan. Jika mereka saling mencinta, rajin beribadah, dan tak henti-henti memuliakan nama Tuhan, nah, untuk apa kita berusaha menentang itu?

Saya menulis bukan untuk melawan norma-norma agama, atau sok tau, terlebih mencoba memberontak, saya hanya mau kita sadar masih banyak hal lain yang pantas untuk kita perdebatkan di luar sana ketimbang mengatur urusan orang lain dengan Tuhan-nya.


~ For those who stand still with their love, no matter what...


Setelah 5 Bulan

Tulisan ini keluar lagi setelah hampir 5 bulan dari terakhir kali saya keluarkan posting-an terakhir.

Hanya untuk sekedar mengusir kepenatan di depan layar komputer, di balik counter Front Office tempat saya melewatkan night shift ini.

Saya sendiri tidak yakin kalo masih ada yang baca tulisan ini, bahkan tulisan-tulisan yang kemarin pun saya tidak yakin ada yang menyempatkan diri untuk baca.

Well.....that's it from me now. Maybe the other will come sooner or later.