Tuesday, October 15

I'm Laughing Myself.

I'm laughing myself for sometimes putting "too much" in anything I say and do.

I'm laughing myself for always following my mind and mood for unreasonable things.

I'm laughing myself for sometimes forgetting the way how to smile.

I'm laughing myself for too active predicting, concluding, and thinking too far about something or anything.

I'm laughing myself for hoping too much for attentions.

I'm laughing myself for not always put myself in other people shoes to feel what they really feel

I'm laughing myself for always thinking that I can get everything I want when I wake and open my eyes.

I'm laughing myself for always acting too dramatically.

I'm laughing myself for thinking that I can get exactly the same from what I have spent.

Well, I'm laughing myself that I don't realize I got enough everything in my life and forget to grateful with that.

Hahahaha...silly me.
Time to get better! :)

Monday, October 14

Smile

Well.....what can I say?

In seconds, minutes, hours, or even days this can be a hardest thing to do, because of many reasons, or without reasons after all. 

Sometimes it's hard but I  have time, for a lifetime, until the world really tired of upsetting me.

 I smile then :)

Tuesday, October 8

Tidak Terduga dan Tiba-Tiba

"Cinta datang tiba-tiba, cinta adalah anugerah sang kuasa..." - Marcell

"Lucky I'm in love with my best friend, lucky to have been where I have been..." - Jason Mraz

Apa yang bikin orang bisa saling mencintai?
Tampan rupawan?
Banyak duit?
PDKT berabad-abad?
1001 perhatian manis?
bla..bla..bla.......

Well....semua alasan tersebut boleh aja menyeruak dalam setiap kasus anak manusia yg saling jatuh cinta. Masuk akal sih emang, cinta itu terjadi selalu karena ada yang jadi penyebabnya.

Tapi apa benar seperti itu? Buat sebagian besar orang pasti setuju.

Buat saya? Tidak juga.....
Seperti petikan kedua lagu di atas...cinta bisa datang tiba-tiba, kepada siapa saja.

Simpelnya, cinta kalo mau muncul, ya muncul aja.

Kalopun beberapa usaha dan sebab-musabab yang saya sebutin tadi itu terlibat, bagi saya itu hanya cara cinta sendiri untuk mendapatkan pengakuannya. Sementara dia sendiri udah muncul lebih awal dengan sendirinya.

Tapiiiii...kalo cinta itu memang tak ada lantas nyobain segala cara tadi biar cintanya datang (atau seolah-olah ada), kualitas cinta tersebut patut dipertanyakan.
Begitulah logika cinta menurut saya, Mario Bros bin Teguh. :))))

Ada contoh kasus. Cerita ini saya saksikan langsung dengan mata kepala sendiri. Dengan detail-detail di dalamnya.

Pasangan ini jadi salah dua korban dari yang namanya cinta datang tiba-tiba dan gak liat-liat. They are happily in love now. Tapi siapakah mereka dulu?? Kronologinya seperti ini:

1.
Mereka pertama bertemu, dan belum saling kenal di sebuah kampus yang sama. Si cowo, sebut saja Chaning Tatum, dan si cewe Sonya Pandarmawan.
Sonya adalah mahasiswa baru dan Chaning adalah salah satu senior yang meng-ospek si Sonya. O iya, saking invisible nya si Chaning sebagai panitia ospek, Sonya gak pernah tau dan kenal dengan detail tentang Chaning.
>> Love Level: 0%

2.
Bertahun-tahun selama kuliah, Chaning dan Sonya hanya berhubungan sebagai senior dan junior, gak pernah ada pembicaraan personal antara mereka berdua. Sonya sendiri punya pacar, dan Chaning juga dapet pacar selama mereka berkuliah.
O iya, Sonya sendiri tau teman kelasnya nge-fans sama si Chaning, dan bagi Sonya, Chaning itu gak ada spesial-spesialnya dan heran kenapa temennya bisa suka.
>> Love Level: 0%!!!

3.  
Lulus kuliah, Chaning gak ada kabar lagi, Sonya sendiri gak peduli, toh mereka cuma kebetulan kuliah di kampus yang sama, senior yang biasa-biasa aja. Mereka melanjutkan hidup masing-masing, di daerah yang berbeda.
Somehow...mereka pada akhirnya sempat terhubung melalui media sosial, jadi sedikit lebih kenal satu sama lain, tapi itu hanya sebatas hal yang biasa, sama seperti Chaning dengan teman-teman Sonya yang lain.
>> Love Level: masih 0%

4.
Beberapa tahun berselang, Sonya dapat kabar, teman kuliahnya yang sempat nge-fans dengan si Chaning ternyata berhasil jadian dengan idolanya itu. Sebagai sahabat yang baik, Sonya juga ikut senang melihat mimpi kawannya jadi kenyataan. Dan seperti yang lain, Sonya pun ikut mendukung hubungan mereka. Sementara Sonya sendiri punya kehidupan percintaan yang kelihatannya berjalan normal (baca: pasang-surut)
>> Love Level: exactly 0%!!!!!!

5. Chaning akhirnya putus dengan teman si Sonya. Sonya ikut menenangkan dan menguatkan hati si teman bersama dengan beberapa sahabat yang lain.
Dan hidup berjalan biasa kembali. Masing-masih dengan pergumulan, pekerjaan, percintaan masing-masing. Walaupun Sonya dan Chaning sesekali tetap saling menyapa di media sosial.
>> Love Level: 0%!
   
6.
Tahun kedelapan sejak pekenalan pertama mereka di bangku kuliah, sampai akhirnya terpisah jauh dengan kerjaan masing-masing. Sonya dan Chaning dipertemukan dalam satu pertemuan yang biasa saja sebenarnya. Mereka teramat jarang bertemu, bahkan sudah bertahun-tahun lamanya. Lantas Sonya yang bergumul dengan masalah percintaannya, tanpa angin dan hujan merasa butuh Chaning untuk mendengar keluh kesahnya.
Dan Chaning sendiri, somehow, seperti terbuka matanya dan merasa Sonya ini unik. Itu saja.
Bagaimanapun juga, semua itu mungkin hanya perasaan biasa.
>> Love Level: 0%...well, 1% okelah :)

7.
Jebreeettt! And they are officially in Love each other!
Lho, kok bisa, gimana ceritanya??.....well, I told you before, cinta datang tiba-tiba, bro.....gak ada rayu-rayuan, gak ada pedekate-pedekate-an. Gak ada momen spesifik.
It-just-happened!  
Tapi kan..mereka...teman Sonya dulu...si Chaning...ahhhh...sudahlah! Blessed their love! :)
>> Love Level: 100000000000000000000000000000000000000000%

See....??

That's what you call love!
Be ready...anytime! ^^

Re-Post: Past Time, Past Story

Ini adalah re-post dari postingan yang sama tanggal 4 tahun lalu, setelah ngutak-ngatik isi blog dan memperbaharui isinya (beberapa postingan dihapus).

Hati tergerak untuk me-refresh kembali, sekedar untuk meyakinkan diri dan mungkin orang lain, kalo masa lalu tempatnya hanya ada di belakang. Tidak ada lagi jalan untuk kembali. Apa yang kita bisa cuma menoleh ke belakang, lantas tersenyum, bersyukur, lalu melangkah lagi.

Buat saya masa lampau seburuk apapun itu, bukan merupakan sebuah penyesalan. Masa lampau lah yang membuat saya menjadi sekarang ini.

 -------- re-post 21 Agustus 2009 ---------

Ada apa dengan masa lalu...??

Setelah berlalu, yang ada hanya setumpuk kenangan yang tak lagi memiliki tempat di ruang dalam imaji...hanya saja, itu tak akan bisa terbuang begitu saja.

Beberapa kali masa lalu itu mencoba untuk memanggil atau terpanggil sekalipun, tak akan ada ruang lagi yang tersisa. Dia hanya bisa tetap tinggal, sekali lagi, tanpa memiliki ruang.

Kuhargai masa lalu, kujalani masa kini, kutatap masa depan.

Terima kasih, masa lalu, terima kasih untuk semua pengalaman dan pelajaran.

Monday, October 7

I & WE


Found it somewhere in Google universe, a simple edited text in a plain background, made by anyone that I don't even know, but yeah it means a lot.....and yes! Two is always better than one. "WE" is always better than "I" -in many case and aspect of life-

So let's hold on tight, my dear, throw away the "Illness", and welcome our "Wellness". ^^